
Jabarbanten.id-Esai – Di era digital, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk bagi anak-anak. Platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube tidak hanya menyediakan hiburan, tetapi juga menjadi tempat belajar sekaligus pembentukan identitas bahasa mereka. Namun, keberadaan media sosial membawa dampak yang signifikan terhadap pola bahasa anak, baik positif maupun negatif.
*Perubahan Pola Bahasa Anak di Era Digital*
Media sosial menciptakan fenomena baru dalam pola komunikasi. Anak-anak cenderung menyerap bahasa yang digunakan di media sosial, termasuk bahasa gaul, singkatan, atau istilah asing. Contohnya, kata seperti *”bestie”*, *”ngonten”*, atau singkatan *”OOTD”* kini menjadi bagian dari kosakata sehari-hari mereka. Bahasa ini sering kali tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia baku, tetapi menarik perhatian anak karena dianggap keren dan kekinian.
*Dampak Positif*
Media sosial dapat menjadi sarana pembelajaran bahasa, terutama dalam mengenal berbagai dialek, bahasa asing, atau kosakata baru. Anak-anak yang aktif di media sosial sering kali lebih cepat menguasai istilah-istilah baru dan mampu beradaptasi dalam berbagai situasi komunikasi. Selain itu, platform seperti YouTube dan Duolingo juga menyediakan konten edukatif yang mendorong anak untuk meningkatkan kemampuan linguistiknya.
*Dampak Negatif*
Namun, penggunaan media sosial secara berlebihan juga menimbulkan dampak negatif pada pola bahasa anak. Salah satu dampaknya adalah terjadinya penurunan kemampuan berbahasa formal. Anak-anak yang terbiasa menggunakan bahasa gaul cenderung kesulitan membedakan situasi informal dan formal. Selain itu, banyaknya konten dengan penggunaan tata bahasa yang tidak sesuai dapat membingungkan anak dalam memahami kaidah berbahasa yang benar. Hal ini dikhawatirkan dapat menurunkan kualitas kemampuan literasi generasi muda.
*Peran Orang Tua dan Pendidikan*
Untuk meminimalkan dampak negatif media sosial terhadap pola bahasa anak, peran orang tua dan pendidikan sangat penting. Orang tua perlu mengawasi dan mendampingi anak dalam menggunakan media sosial. Di sisi lain, institusi pendidikan harus menekankan pentingnya penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik melalui pelajaran formal maupun kegiatan literasi.
Media sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap pola bahasa anak, baik dalam aspek positif maupun negatif. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi antara orang tua, pendidik, dan masyarakat untuk memastikan bahwa anak-anak dapat memanfaatkan media sosial dengan bijak, tanpa mengabaikan pentingnya menjaga kelestarian bahasa Indonesia.
Penulis : Tengku Yeldy Haryadi Anugrah Putra