
Jabar-Banten.id-OPINI – Ketahanan pangan di Indonesia tak hanya berbicara tentang ketersediaan pangan, tetapi juga akses yang merata bagi seluruh masyarakat. Meski produksi pangan melimpah di beberapa wilayah, kenyataannya masih banyak daerah yang sulit mendapatkan pangan dengan harga terjangkau. Hal ini terutama terjadi di daerah-daerah terpencil yang infrastruktur dan sistem distribusinya belum optimal. Akses pangan yang tidak merata ini menyebabkan ketimpangan dan kerawanan pangan di berbagai pelosok negeri.
Generasi muda, khususnya Gen Z, memiliki potensi besar dalam menyelesaikan masalah ini. Mereka tumbuh di era digital dengan kemampuan inovasi yang tinggi dan akses informasi yang luas. Melalui teknologi, Gen Z dapat membantu menciptakan solusi yang lebih efektif untuk menghubungkan produsen pangan di pedesaan dengan konsumen di perkotaan. Misalnya, dengan memanfaatkan platform e-commerce atau aplikasi yang memfasilitasi distribusi pangan langsung dari petani ke konsumen, rantai pasok bisa diperpendek dan harga pangan bisa lebih stabil.
Selain inovasi teknologi, Gen Z juga bisa berperan dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya mendukung pertanian lokal. Dengan memprioritaskan konsumsi produk-produk lokal dan mendukung praktik pertanian berkelanjutan, kita tidak hanya membantu petani kecil, tapi juga mendorong terciptanya ekosistem pangan yang lebih kuat. Generasi muda harus aktif mempromosikan kampanye sosial yang mendukung keadilan pangan dan kesetaraan akses untuk semua.
Dengan semangat kolaborasi dan kepedulian sosial, Gen Z dapat menjadi motor perubahan dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan di Indonesia. Peran mereka tidak hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai agen perubahan yang dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat luas. Ketahanan pangan adalah tanggung jawab kita bersama, dan generasi muda memiliki peran penting dalam memastikan akses pangan yang lebih adil dan merata di masa depan.
(Tengku Yeldy Haryadi Anugrah Putra)